Kemensos Bentuk Masyarakat Tanggap Bencana melalui Kampung Siaga Bencana
Penulis :
Indah Octavia Putri
Penerjemah :
Alif Mufida Ulya
CIMAHI (24 Maret 2024) – Letak geografis Indonesia membuat negara ini berada dalam kategori rawan bencana. Dalam menghadapi hal tersebut, tentunya diperlukan mitigasi bencana yang kuat, salah satunya dengan menyiapkan sumber daya manusia yang tanggap bencana. Pembentukan Kampung Siaga Bencana (KSB) adalah salah satu langkah yang ditempuh Kementerian Sosial dalam mengupayakan mitigasi bencana secara maksimal.
Melalui KSB, Kemensos berupaya untuk melibatkan seluruh unsur masyarakat dalam menghadapi situasi darurat bencana. Pada Sabtu (23/3), Kemensos mengukuhkan 60 relawan KSB di Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat. Komara Dewi (46), satu di antaranya.
Wanita yang kerap disapa Mara itu tinggal di aliran Sungai Cihujung yang rawan dilanda banjir dan longsor. Karenanya, Mara tergerak untuk melibatkan diri dalam penanganan bencana. Menurutnya, masyarakat juga perlu dilibatkan untuk mengurangi risiko bencana.
"Saya tergerak untuk menjadi relawan KSB karena ingin membantu menyadarkan warga bahwa banjir yang sering kita alami itu ternyata bisa diminimalisir risiko dampaknya," ungkap ibu dua anak ini.
Sebelum pengukuhan, para relawan yang berasal dari berbagai latar belakang ini diberikan pembekalan materi, serta pelatihan simulasi kebencanaan selama tiga hari sejak Kamis (21/3) hingga Sabtu (23/3).
Sekretaris Jenderal Robben Rico menyampaikan bahwa pembentukan KSB adalah salah satu langkah sistematis Kementerian Sosial dalam memitigasi bencana yang melibatkan seluruh unsur masyarakat.
"KSB adalah bentuk kolaborasi yang luar biasa dalam rangka mengantisipasi dan menyiapkan warga kita untuk siap siaga terhadap bencana. Tidak bisa pemerintah pusat saja, tetapi peran pemerintah daerah dan masyarakat juga perlu," ungkap Robben.
Pembentukan KSB ini mendapat respon positif dari Pj. Walikota Cimahi Dicky Saromi. Dicky berharap para relawan dapat menjadi garda terdepan di masyarakat dalam kesiapsiagaan bencana, yang tidak hanya saat terjadi bencana, tapi terlibat dalam upaya pencegahannya.
"Semoga para relawan dapat berdedikasi dan memanfaatkan fasilitas yang diberikan Kemensos dengan baik, tidak hanya ketika terjadi bencana, tetapi juga sebelum terjadi bencana berupa sosialisasi kepada masyarakat," ucapnya saat momen pengukuhan.
Bersamaan dengan pengukuhan KSB, Kemensos juga mendirikan lumbung sosial yang berisi kebutuhan logistik untuk dimanfaatkan dalam situasi mendesak jika terjadi bencana sebelum bantuan tiba.
Pada kesempatan itu, Kemensos menyalurkan bantuan dalam rangka kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana di Kota Cimahi berupa lumbung sosial di Kecamatan Cimahi Selatan, fasilitas pembentukan KSB dan fasilitas Tagana Masuk Sekolah (TMS) senilai Rp304.657.905.
Wanita yang kerap disapa Mara itu tinggal di aliran Sungai Cihujung yang rawan dilanda banjir dan longsor. Karenanya, Mara tergerak untuk melibatkan diri dalam penanganan bencana. Menurutnya, masyarakat juga perlu dilibatkan untuk mengurangi risiko bencana.
"Saya tergerak untuk menjadi relawan KSB karena ingin membantu menyadarkan warga bahwa banjir yang sering kita alami itu ternyata bisa diminimalisir risiko dampaknya," ungkap ibu dua anak ini.
Sebelum pengukuhan, para relawan yang berasal dari berbagai latar belakang ini diberikan pembekalan materi, serta pelatihan simulasi kebencanaan selama tiga hari sejak Kamis (21/3) hingga Sabtu (23/3).
Sekretaris Jenderal Robben Rico menyampaikan bahwa pembentukan KSB adalah salah satu langkah sistematis Kementerian Sosial dalam memitigasi bencana yang melibatkan seluruh unsur masyarakat.
"KSB adalah bentuk kolaborasi yang luar biasa dalam rangka mengantisipasi dan menyiapkan warga kita untuk siap siaga terhadap bencana. Tidak bisa pemerintah pusat saja, tetapi peran pemerintah daerah dan masyarakat juga perlu," ungkap Robben.
Pembentukan KSB ini mendapat respon positif dari Pj. Walikota Cimahi Dicky Saromi. Dicky berharap para relawan dapat menjadi garda terdepan di masyarakat dalam kesiapsiagaan bencana, yang tidak hanya saat terjadi bencana, tapi terlibat dalam upaya pencegahannya.
"Semoga para relawan dapat berdedikasi dan memanfaatkan fasilitas yang diberikan Kemensos dengan baik, tidak hanya ketika terjadi bencana, tetapi juga sebelum terjadi bencana berupa sosialisasi kepada masyarakat," ucapnya saat momen pengukuhan.
Bersamaan dengan pengukuhan KSB, Kemensos juga mendirikan lumbung sosial yang berisi kebutuhan logistik untuk dimanfaatkan dalam situasi mendesak jika terjadi bencana sebelum bantuan tiba.
Pada kesempatan itu, Kemensos menyalurkan bantuan dalam rangka kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana di Kota Cimahi berupa lumbung sosial di Kecamatan Cimahi Selatan, fasilitas pembentukan KSB dan fasilitas Tagana Masuk Sekolah (TMS) senilai Rp304.657.905.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI
Kementerian Sosial RI
Bagikan :