Irjen Pastikan Penyaluran BST di Bogor dan Sukabumi Tepat Sasaran
28-05-2020
BOGOR (28 Mei 2020) – Kementerian
Sosial melalui Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian melakukan fungsi
pengawasan untuk memastikan jumlah Bantuan Sosial Tunai (BST) yang diterima
warga sesuai dengan yang ditentukan.
“Itjen melakukan pengawasan sesuai yang
diperintahkan Menteri Sosial agar BST bagi warga terdampak COVID-19 bisa tepat
jumlah dan sasaran,” ujar Irjen Kemensos Dadang Iskandar di Kantor Pos
Cigombong, Bogor, Rabu (27/5/2020).
Dari target 9 juta, kata Dadang,
penyaluran BST sudah mencapai 80 persen dari yang dilakukan oleh PT Pos
Indonesia atau kurang lebih sudah sebanyak 6,5 juta tersalurakan per 26 Mei
2020.
“Melalui jaringan Himpunan Bank-bank
Negara (Himbara) sudah tersalurkan kurang lebih 754 ribu yang masuk dalam Data
Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS),“ kata Dadang.
Berdasarkan data hingga hari ini, BST di
Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor telah disalurkan kepada 857 Kepala Keluarga
(KK) dari total 986 KK.
Terkait ketepatan sasaran dan jumlah yang
diterima warga terdampak COVID-19, Irjen memastikan tidak ada kasus bersifat
pemotongan oleh pihak-pihak tertentu.
“Untuk pengawasan Kemensos di daerah
memiliki jaringan pilar-pilar sosial seperti Tagana, TKSK, SLRT dan PSM,”
tandas Dadang.
Terkait dengan data warga penerima BST yang
tidak atau kurang tepat sasaran, agar pemerintah daerah (pemda) memperbaiki
dari mulai tingkat RT, RW dan desa.
“Solusi jangka pendek data penerima BST
kurang atau tidak tepat sasaran dengan memperbaiki melalui musyawarah desa
(musdes). Jangka panjang pemerintah pusat akan melakukan sensus melalui Badan
Pusat Statistik (BPS),” tandas Irjen.
Kunjungan Irjen Kemensos dilanjutkan ke
Desa Sinaresmi, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, dengan data penerima
sebanyak 408 KK.
“BST diberikan bagi warga terdampak COVID-19
dan belum pernah menerima bansos, seperti Program Keluarga Harapan (PKH) maupun
BPNT atau program sembako dari Kementerian Sosial,” kata Irjen.
Sistem penyaluran BST oleh PT Pos
Indonesia sudah berjalan baik dan tertib, warga yang sudah menerima tanda
tangan, difoto dan langsung masuk data penyaluran.
“Untuk pengawasan sudah berjalan dengan
baik di PT Pos Indonesia. Artinya, dari sisi akuntabilitas penyaluran BST sudah
cukup baik,” tandas Dadang.
Tidak hanya itu, Kemensos sudah
menggandeng instiusi lain seperti Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri,
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), serta Kejaksaan Agung RI.
“Itjen mengingatkan dari aspek pengawasan
dan Pak Mensos sudah berkoordinasi dengan Bareskrim Polri, KPK dan Kejaksaan
Agung sebagai wujud memastikan penyaluran terawasi dan terkendali serta telah
sesuai dengan aturan,” katanya.
Lurah Sirnaresmi, Andi Sukandi menyatakan
bahwa terdapat 406 KK terdiri dari 13 RW dan 54 RT yang menerima BST. Namun, di
lapangan masih ditemukan data penerima bansos ganda.
“Kami berupaya agar tidak tidak ada data
ganda penerima BST dengan memperbaiki data penerima malalui pengajuan ke RT dan
RW,“ tandas Andi.
Biro
Hubungan Masyarakat
Kementerian
Sosial RI
“Itjen melakukan pengawasan sesuai yang diperintahkan Menteri Sosial agar BST bagi warga terdampak COVID-19 bisa tepat jumlah dan sasaran,” ujar Irjen Kemensos Dadang Iskandar di Kantor Pos Cigombong, Bogor, Rabu (27/5/2020).
Dari target 9 juta, kata Dadang, penyaluran BST sudah mencapai 80 persen dari yang dilakukan oleh PT Pos Indonesia atau kurang lebih sudah sebanyak 6,5 juta tersalurakan per 26 Mei 2020.
“Melalui jaringan Himpunan Bank-bank Negara (Himbara) sudah tersalurkan kurang lebih 754 ribu yang masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS),“ kata Dadang.
Berdasarkan data hingga hari ini, BST di Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor telah disalurkan kepada 857 Kepala Keluarga (KK) dari total 986 KK.
Terkait ketepatan sasaran dan jumlah yang diterima warga terdampak COVID-19, Irjen memastikan tidak ada kasus bersifat pemotongan oleh pihak-pihak tertentu.
“Untuk pengawasan Kemensos di daerah memiliki jaringan pilar-pilar sosial seperti Tagana, TKSK, SLRT dan PSM,” tandas Dadang.
Terkait dengan data warga penerima BST yang tidak atau kurang tepat sasaran, agar pemerintah daerah (pemda) memperbaiki dari mulai tingkat RT, RW dan desa.
“Solusi jangka pendek data penerima BST kurang atau tidak tepat sasaran dengan memperbaiki melalui musyawarah desa (musdes). Jangka panjang pemerintah pusat akan melakukan sensus melalui Badan Pusat Statistik (BPS),” tandas Irjen.
Kunjungan Irjen Kemensos dilanjutkan ke Desa Sinaresmi, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, dengan data penerima sebanyak 408 KK.
“BST diberikan bagi warga terdampak COVID-19 dan belum pernah menerima bansos, seperti Program Keluarga Harapan (PKH) maupun BPNT atau program sembako dari Kementerian Sosial,” kata Irjen.
Sistem penyaluran BST oleh PT Pos Indonesia sudah berjalan baik dan tertib, warga yang sudah menerima tanda tangan, difoto dan langsung masuk data penyaluran.
“Untuk pengawasan sudah berjalan dengan baik di PT Pos Indonesia. Artinya, dari sisi akuntabilitas penyaluran BST sudah cukup baik,” tandas Dadang.
Tidak hanya itu, Kemensos sudah menggandeng instiusi lain seperti Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), serta Kejaksaan Agung RI.
“Itjen mengingatkan dari aspek pengawasan dan Pak Mensos sudah berkoordinasi dengan Bareskrim Polri, KPK dan Kejaksaan Agung sebagai wujud memastikan penyaluran terawasi dan terkendali serta telah sesuai dengan aturan,” katanya.
Lurah Sirnaresmi, Andi Sukandi menyatakan bahwa terdapat 406 KK terdiri dari 13 RW dan 54 RT yang menerima BST. Namun, di lapangan masih ditemukan data penerima bansos ganda.
“Kami berupaya agar tidak tidak ada data ganda penerima BST dengan memperbaiki data penerima malalui pengajuan ke RT dan RW,“ tandas Andi.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI