Jakarta (20 Maret 2025) - Menteri Sosial, Saifullah Yusuf meninjau kesiapan sarana dan prasarana Sekolah Rakyat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Profesi (Pusdiklatbangprof) Margaguna, Pondok Indah, Jakarta Selatan. Gus Ipul berkeliling meninjau sejumlah ruang yang akan dijadikan ruang kelas, asrama, hingga aula. Kementerian Sosial (Kemensos) akan mulai selenggarakan empat rombongan belajar (Rombel) untuk SMA pada tahun ini di Pusdiklatbangprof ini.

"Kita lihat situasinya, kita lihat gedung-gedungnya, semuanya cukup memadai dan tinggal melakukan renovasi di beberapa titik," kata Mensos Gus Ipul, Kamis (20/3/2026). Ia mengatakan bila mendapat persetujuan dari Presiden Prabowo, maka rencananya lahan seluas 1,9 hektare milik Pusdiklatbangprof Margaguna akan menjadi model atau prototipe Sekolah Rakyat. Sarana dan prasarana Sekolah Rakyat akan memiliki standar nasional. 

"Ini (kapasitas) sampai 600 (siswa) Insya Allah cukup, dari SMA nanti dimulai. Jadi, 3 tahun itu mencukupi," katanya.  Ia menuturkan sarana dan prasarana Pusdiklatbangprof nantinya masih akan disempurnakan. Ia memastikan Sekolah Rakyat akan memenuhi 8 standar minimum sekolah yang diatur dalam dunia pendidikan.

"Karena ini berasrama, jadi ada tambahan-tambahan," katanya.  Gus Ipul mengatakan dari guru hingga kurikulum juga harus memenuhi standar nasional. Penyusunan kurikulum masih dalam proses pendalaman oleh satuan tugas (Satgas).  "Pak Nuh sudah menyampaikan kurikulumnya plus-plus. Detailnya kita sampaikan mungkin pada April," kata Gus Ipul. 

Adapun untuk siswanya, ia mengatakan akan disesuaikan dengan Data Tunggal Sosial Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Siswa yang berdomisili dekat dengan Sekolah Rakyat akan diprioritaskan. Lalu satu rombel akan berisi 25 siswa.

"Kita akan mencoba cari keluarga yang memiliki anak mau masuk SMA misalnya, di sekitar Pondok Indah ini, kemudian juga secara umum di Jakarta Selatan," katanya.  Ia mengaku sudah membuka data bakal calon siswa di sekitar Pondok Indah. Menurutnya, ada cukup banyak keluarga miskin hingga miskin ekstrem di sekitar Pondok Indah. 

"Dari situ nanti kita pilih-pilih atau kita buka kesempatan, kita umumkan siapa yang ingin ikut ke sekolah," katanya.  Ia mengatakan anak-anak yang masuk kategori miskin yang berada dalam desil 1 hingga desil 3 akan didata. Setelah itu, mereka akan dites. "Jadi, kita tentu pilih mereka yang memang berniat betul untuk belajar ke sekolah," katanya. 

Gus Ipul menuturkan siswa yang akan masuk Sekolah Rakyat juga harus memenuhi persyaratan. Di antaranya, melalui tahap administrasi, tes akademik, hingga memiliki komitmen tidak putus sekolah di tengah jalan dan harus mengikuti proses sampai tuntas.  "Nanti ada proses selanjutnya, ada psikolognya juga, nanti kita akan mengetahui tentang karakter dan mental. Maka itulah Presiden ingin ada semacam matrikulasi atau adaptasi, orientasi," katanya. 

Menurutnya, bila siswa yang akan belajar di Sekolah Rakyat telah melalui masa orientasi atau pengenalan, maka saat mereka memasuki proses belajar sudah memiliki frekuensi yang sama.  "Proses orientasinya ini mungkin memakan waktu yang cukup lama," katanya.

Ia mengatakan proses orientasi ini juga banyak dilakukan di sekolah lainnya. Ia menyebutkan kemungkinan masa orientasi akan membutuhkan waktu sekitar 6 bulan.  "Agar satu rombel memiliki kesiapan mental yang sama, paling enggak pemahaman dasarnya sudah sama," katanya. 

Ia juga menyatakan Sekolah Rakyat terbuka untuk siswa penyandang disabilitas. Menurutnya, akses disabilitas khususnya di Pusdiklatbangprof Margaguna juga sudah lengkap, meski masih perlu disempurnakan. 

"Apalagi ada teknologi, misalnya tuna rungu ada alatnya juga," katanya.  Saat ditanya soal anggaran, ia mengatakan akan berasal dari APBN. Lalu, Presiden Prabowo juga memberikan kesempatan bagi swasta berpartisipasi.

"Ada beberapa yang sudah siap berpartisipasi nanti kita konsultasikan," katanya. Gus Ipul berharap lulusan Sekolah Rakyat dapat menjadi agen-agen perubahan untuk keluarga dan lingkungannya pada masa yang akan dating. Sehingga, tak hanya berdampak pada dirinya saja. "Sekolah ini sebenarnya intinya mengajak bahwa siapapun bisa, siapapun punya kesempatan," katanya.

Pada kesempatan terpisah, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Profesi (Pusdiklatbangprof) Kemensos, Hasim mengatakan Pusdiklatbangprof memiliki luas 3,9 hektare. Lahan seluas 2 hektare akan digunakan sebagai Sekolah Rakyat. "Untuk ruang kelas kita bisa kalau hanya 8 ruang saja. Hanya memang masih perlu penataan," katanya.

Menurutnya, penataan diperlukan karena awalnya Pusdiklatbangprof memang diorientasikan untuk pelatihan. Tapi, kini akan digunakan sebagai ruang kelas siswa.  "Itu kan agak berbeda," katanya. Adapun kamar tidur yang sudah siap digunakan, kata Hasyim sebanyak 70 kamar, termasuk 5 kamar VIP. Adapun untuk pelatihan, dapat menampung sekitar 170-an orang.

"Tetapi ketika kita manfaatkan untuk siswa, saya kira ini lebih banyak lagi. Karena dimungkinkan untuk tempat tidur yang tingkat. Jadi 2 kali lipat misalnya segitu. Itu yang sudah ready," katanya.  Lalu, ia menuturkan tak hanya ada fasilitas kamar tidur dan ruang kelas, Pusdiklanbangprof ini juga memiliki fasilitas olahraga. Sehingga, bisa digunakan untuk bulu tangkis, tenis, hingga voli.

"Jadi untuk yang awal yang sudah siap, kita akan gunakan gedung B. Dengan kapasitas untuk, tadi sudah disebutkan sama Gus Ipul juga, 4 rombongan belajar. Berarti disana sudah ada 4 kelas," katanya. Tak hanya Gedung B, ia membuka peluang agar Gedung A yang memiliki tipe bangunan sama bisa digunakan untuk ruang kelas. Ia mengakui Gedung VIP bisa dialihfungsikan menjadi asrama. "Kita juga masih punya beberapa gedung di belakang yang dimungkinkan juga untuk laboratorium, untuk kemudian juga pusat administrasi dari pendidikannya, termasuk ruang para guru," katanya.

Hasim mengatakan sarana dan prasarana Pusdiklatbangprof Margaguna sudah siap untuk penyelenggaraan Sekolah Rakyat. Hanya saja masih memerlukan penataan dan adaptasi untuk kelas. "Perpustakaan kita karena lembaga pelatihan sudah ada setelahnya. Hanya nanti penataannya akan kita adaptasikan untuk kelas pada tingkat sekolah," ujarnya.

Menurutnya, Sekolah Rakyat merupakan terobosan cerdas untuk penanganan dan pengentasan kemiskinan secara komprehensif. Sebab, melalui sekolah, masyarakat miskin akan mampu memutus mata rantai kemiskinan dari generasi ke generasi. "Sehingga dengan Sekolah Rakyat ini kita berharap Indonesia Emas akan menjadi wujud nyata di usia emas Indonesia," katanya.